Perencanaan Site Layout
Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, terlebih dahulu
diadakan peninjauan terhadap keadaan lapangan sehingga mendapatkan gambaran
secara menyeluruh mengenai keadaan lapangan untuk menyusun kegiatan persiapan
pelaksanaan pekerjaan. Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan
persiapan adalah penyusunan rencana lapangan ( perencanaan site plan ). Instalasi dari lapangan
konstruksi (site layout )
dapat diartikan sebagai perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan
yang diusulkan dalam konstruksi, misal-nya penyediaan alat-alat sementara dan
atau alat-alat permanen, pengembangan dan keperluan sumber daya, termasuk
penempatan dan timbal baliknya dalam proyek konstruksi. Tujuan tata letak
lapangan adalah untuk mengembangkan produktifitas di lapangan sehingga dapat
mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
Dalam merencanakan site plan / site
installation untuk pekerjaan persiapan, perlu diperhitungkan secara cermat
penempatan masing – masing fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan metode pekerjaan konstruksi. Dalam memperhatikan kondisi lapangan
yang ada dan disesuaikan dengan desain lay out yang akan dikerjakan,
penempatan fasilitas dan sarana proyek diharapkan nantinya dapat berfungsi
secara optimal sesuai perencanaan. Perlu dipertimbangkan bahwa seluruh
fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut
adalah bersifat sementara dan nantinya akan dibongkar setelah pelaksanaan
proyek selesai. Walaupun demikian, pemilihan bahan bangunan dan jenis
konstruksi harus dipertimbangkan agar bangunan fasilitas dan sarana tersebut
dapat bertahan selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan bangunan utama / pokok
serta dapat menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya.
1.
Papan
Nama Proyek
Papan
nama proyek pada umumnya dibuat oleh kontraktor merupakan identitas kontraktor
yang terlibat dalam pekerjaan tersebut. Ukuran papan proyek tidak standard.
Untuk ukuran papan proyek yang standar diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat
pada saat izin mendirikan bangunan yang diterbitkan.
Pada umumnya sebuah proyek memiliki ketentuan
umumnya seperti kapan dimulai, kapan berakhir, berapa biayanya, siapa yang
mengerjakan, siapa pengawasnya sumber dana darimana dan lain sebagainya. Dengan
dipasangnya papan nama proyek tersebut merupakan salah satu bentuk keterbukaan
antara penyedia jasa dengan pengguna jasa kepada masyarakat luas. Selain
sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat luas, pemasangan papan
nama proyek juga bermanfaat agar tujuan pembangunan tercapai.
Penyedia jasa wajib membuat 2 ( dua ) buah papan
nama proyek yang ditempatkan di lokasi - lokasi tertentu menurut petunjuk
Direksi selambat - lambatnya 30 ( tiga puluh ) setelah terbitnya Surat Pemenang
Pelelangan.
Papan nama proyek ini harus dibuat dengan ketentuan
- ketentuan sebagai berikut :
a.
Ukuran papan 100 x 150
cm harus dibuat dari bahan kayu kamper yang dilapisi dengan seng BWG 30.
b.
Tiang penyangga terdiri
dari 2 batang, lalu sebuah penyongkong yang berukuran 3 x 7 cm dibuat dari
bahan kayu kruing atau sejenis.
c.
Pemasangan papan
sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi 150 cm dari tanah,
bawah tiang penyangga dan penyongkong ditanam dalam lubang-lubang yang kemudian
di cor dengan beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm
di atas tanah.
d.
Pengecatan papan nama
tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali dan cat
penutup sekali.
e.
Warna - warna diatur
menurut ketentuan sebagai berikut :
-
Warna dasar biru laut (
dominan )
-
Tulisan putih dengan
garis penutup kuning
-
Lambang Departemen P.U
kuning dan hitam
f. Tulisan
- tulisan yang akan dimuat memiliki ketentuan sebagai berikut :
-
Departemen Pekerjaan
Umum
-
Direktorat Jenderal
Pengairan
-
Proyek
-
Judul pekerjaan dan
lingkup pekerjaan
-
Tanggal permulaan dan
akhir pekerjaan
-
Besarnya nilai kontrak
-
Nama konsultan
-
Nama pemborong
Pemborong
wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agar tetap dalam keadaan
baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran papan nama proyek disesuaikan dengan jumlah set
papan nama proyek yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2.
Pagar
Proyek
Pagar
proyek berfungsi untuk mengamankan proyek dari gangguan luar karena dapat
memudahkan dalam melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar proyek juga
berfungsi untuk menjaga keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin
terjadi dalam melakukan aktifitas pembangunan gedung.
Konstruksi pagar proyek
tergantung lokasi dan tempat pekerjaan, dapat dibuat dengan menggunakan dinding
beton atau seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan
baut pengikat pada jarak tertentu.Pembuatan pagar dalam suatu pelaksanaan
proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Penempatannya mengitari lokasi
proyek dengan tinggi minimal 2,5 meter dan memperhatikan keamanan serta
estetika lingkungan. Pembuatan pagar tersebut tidak melampaui garis sepadan
jalan.
3.
Pintu
Keluar Masuk Proyek
Pintu keluar masuk
proyek merupakan tempat yang dilalui orang / pekerja dan kendaraan proyek untuk
mobilisasi material sebagai gerbang yang membatasi area lokasi proyek dengan
lingkungan sekitar.
Lokasi pintu masuk dan keluar
berada pada area proyek yang berhadapan langsung dengan jalan utama. Hal ini
bertujuan agar memudahkan semua pihak yang berkepentingan dengan proyek menuju
lokasi proyek.
Pada
pembuatan pintu masuk dan keluar orang / pekerja harus mempertimbangkan hal -
hal sebagai berikut :
a.
Pintu dibuat sedemikian
rupa sehingga aman terhadap keluar masuknya orang-orang yang bekerja /
berkepentingan, dengan ukuran lebar pintu minimal 1,20 meter, atau selebar 2 badan orang.
b.
Harus dilengkapi
dengan gardu untuk penjaga yangterlindung dari panas dan hujan.
c.
Dilengkapi sistem
kunci yang aman apabila sewaktuwaktukegiatan proyek terhenti.
d.
Dilengkapi
penerangan yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan pada malam hari, minimal
menjangkau penerangan dalam radius 6 meter.
Pintu masuk dan
keluar untuk kendaraan proyek dapat dibuat terpisah, dengan pertimbangan :
a.
Ukuran / lebar
disesuaikan dengan peralatan / kendaraan,dengan diberikan kelebihan lebar
minimal 50 cm.
b.
Tidak mengganggu
kendaraan lain.
c.
Perlu pengamanan
yang berbeda dengan pintu keluar masuk untuk umum dan kendaraan kecil.
4.
Pos
Satpam
Pos
jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang berfungsi memudahkan pengawasan
keamanan seluruh kegiatan proyek. Pos jaga mutlak diperlukan, yaitu sebagai
tempat para petugas keamanan dapat bekerja selama 24 jam.
Pos
jaga diletakkan pada pintu masuk dan keluar proyek serta pada daerah rawan.Pos
satpam diletakkan didekat pintu masuk proyek dan pada lokasi yang memerlukan
penjagaan tambahan, jika mendirikan lebih dari satu maka bisa memberikan nama
untuk masing-masing pos agar mudah dalam menyebut lokasinya.
5. Jalan
Sementara Proyek
Pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat
tinggi yang mempunyai prospek arus keluar masuk kendaraan berat seperti dump
truck maka perlu dibangun sebuah jalan sementara agar lalu lintas dapat
berjalan dengan lancar. Jalan kerja adalah
jalur lalu lintas kendaraan proyek, baik untuk truk material, truk mixer
maupun untuk mobilisasi alat – alat berat.
Konstruksi jalan kerja bersifat
sementara, tetapi dalam perencanaannya harus tetap memperhitungkan beban lalu lintas
yang akan melewatinya. Oleh karena itu, jalan kerja biasanya dibuat dengan
perkerasan, baik menggunakan sirtu maupun aspal. Terutama, jika kondisi tanah
di lokasi proyek cukup labil dan tidak cukup kuat untuk menahan beban lalu
lintas proyek.
Penempatan pintu keluar masuk
jalan kerja proyek tidak boleh mengganggu arus lalu lintas dan prasarana
kota.Apabila jalan masuk proyek tersebut melintasi trotoar dan saluran umum
maka perlu dibuat konstruksi pengaman berupa jembatan sementara untuk lalu
lintas kendaraan keluar dan masuk proyek dengan terlebih dahulu melaporkan ke Dinas/Suku
Dinas dan instansi terkait. Jalan kerja dibuat searah agar memudahkan atau
tidak mengganggu kegiatan pembangunan.
6. Lampu Penerangan Proyek
Lampu
ini berguna untuk menerangi aktifitas pekerjaan dimalam hari sehingga perlu
ditempatkan pada titik-titik yang tepat dan bisa membuat lampu yang dapat
menyesuaikan lokasi pekerjaan.
7. Kantor Proyek ( Direksi Keet )
Kantor proyek adalah tempat untuk
melaksanakan pengawasan, pengendalian pekerjaan dan pekerjaan administrasi
proyek. Ruangan ini dilengkapibeberapa fasilitas seperti ruang
pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet.
Kantor
proyek ini dapat berupa bangunan darurat terbuat dari tiang kayu, dinding papan
ataupun bangunan permanen yang selanjutnya dapat digunakan untuk tempat penjaga
malam dan sebagainya ataupun bangunan yang terdapat disekitar proyek yang telah
mendapat persetujuan pengguna jasa. Ukuran kantor proyek ini ditentukan oleh
skala proyek yang akan dikerjakan. Penempatannya ini tidak boleh terlalu jauh
dari lokasi proyek. Semakin banyak pekerjaan makin besar pula ukuran yang
dibutuhkan.
Pada
umumnya dibangun diatas lahan yang tidak akan pernah terpakai. Letak bangunan
tersebut dibangun sesuai dengan keinginan pemilik proyek, tetapi penempatannya
tidak boleh mengganggu transportasi atau kegiatan yang sedang dan akan
berlangsung.
Bangunan
ini didesain mulai dengan ukuran 60 m2 sampai dengan 200 m2,
baik bertingkat maupun tidak yang disesuaikan dengan bentuk di lapangan.
Direksi keet dapat dibangun dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan container
dan yang umum digunakan adalah cara sistemrakitan.
Pada sistem
rakitan, konstruksi terdiri dari rangka bajasebagai struktur atas, dilapisi
dinding plywood. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes,
sedangkan pada plafon menggunakan bahan material plywood. Lantai bangunan
direksi keet tak bertingkat menggunakan finishing keramik, sedangkan
pada bangunan bertingkat, lantai atasnya menggunakan plywood setebal 20
mm.
8. Tower Crane
Penggunaan
tower crane sebagai alat angkut pada bangunan gedung bertingkat harus
diletakkan pada titik yang tepat dengan mempertimbangkan diameter cakupan tower
crane yang mampu melayani seluruh lokasi proyek. Penempatan tower crane juga
perlu mempertimbangkan aspek gangguan dan kemudahan dalam melakukan bongkar
pasang alat berat.
Penempatan tower crane harus direncanakan
dapatmenjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan
dengan manuver yang aman tanpa halangan. Konstruksi tower crane yang
perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai
pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu.
9. Barak Pekerja dan Base camp
Barak
pekerja sebagai tempat penginapan tukang bangunan apabila pekerja berasal dari
luar kota sehingga bisa bertempat tinggal sementara dilokasi pembangunan. Base camp dan barak pekerja merupakan tempat
tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas
kamar mandi, toilet dan dapur.
Penempatan base camp dan barak pekerja dibuat terpisah.
Base camp dan barak pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek.
Penempatan base camp dan barak pekerja diluar lokasi proyek harus
memperhatikan faktor lingkungan sekitar, terutama dalam pembuatan sanitasi.
10. Gudang Material
Gudang
material adalah tempat penyimpanan material, dimana kondisi tempat tersebut
harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Kondisi gudang sangat
mempengaruhi kualitas bahan dan peralatan yang digunakan. Gudang peralatan
adalah tempat penyimpanan alat - alat ringan, seperti mesin genset, vibrator
untuk pemadatan beton, alat – alat pengukuran ( waterpass, theodolit )
serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Konstruksi
gudang penyimpanan material dan peralatan dibangun seperti direksi keet, yaitu
menggunakan container atau dirancang dengan sistem rakitan sehingga
dapat digunakan berulang kali. Untuk lantai pada bangunan gudang tidak
menggunakan n keramik, hanya difinishing dengan semen.
Lokasi
gudang material dan peralatan berada diluar area bangunan yang akan dikerjakan.
Untuk mempermudah proses bongkar muat material, penempatan gudang tidak jauh
dari jalan kerja dan dapat dijangkau oleh tower crane. Untuk mempermudah
proses penerimaan barang, gudang material sebaiknya diletakkan dekat dengan
pintu masuk. Gudang material dan peralatan juga harus diletakkan pada tempat yang
mudah dimonitor, sehingga terjamin keamanannya.
11. Los kerja besi dan kayu
Los
kerja besi adalah tempat pemotongan dan pembengkokan besi beton. Los kerja kayu
digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.Kedua
fasilitas tersebut dibangun tanpa dinding ( los ) tetapi tetap diberi penutup
atap. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari los kerja besi dan kayu harus dapat
menjamin keselamatan dan ketentraman para pekerja yang bekerja di tempat
tersebut.Penempatan los kerja besi dan kayu tidak jauh daripenumpukan material
dan berada di dekat jalur kerja agar memudahkan proses pelaksanaannya.
12. Disposal Area
Lingkungan proyek yang bersih,
rapi dan sehat akan membantu meningkatkan produktivitas pekerja dan mengurangi
terjadinya resiko kecelakaan. Oleh karena itu, setiap proyek memerlukan tempat
pembuangan ( disposal area ) untuk membantu menjaga kebersihan di lokasi
kerja. Umur sampah paling lama 1 x 24 jam sudah harus diangkut keluar lokasi
proyek. Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya diperlukan untuk
memudahkan proses pengangkutan.
Bahan bongkaran dan lain-lain
yang sudah tidak terpakai tersebut harus dibuang / diangkut ke luar lokasi
pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman. Tidak diperbolehkan membuang
bahan kimia dan bahan beracun dan berbahaya atau bahan / sisa bahan yang
mengandung zat tersebut yang dapat mencemari tanah dan air dan lingkungan.
Tempat sampah berada pada
setiap lokasi yang berpotensi menimbulkan sampah. Pekerja housekeeping mengangkut
sampah dari setiap tempat sampah yang sudah terkumpul dan akan dibuang menuju
tempat pembuangan yaitu berupa bak sampah besar. Bak sampah besar terletak pada
area yang tidak akan dibangun dan daerah yang jauh dari lokasi pekerjaan. Hal
ini mencegah terganggunya produktivitas kerja akibat bau yang berasal dari
tempat pembuangan.