Selasa, 19 Maret 2013

Site Layout



Perencanaan Site Layout

Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, terlebih dahulu diadakan peninjauan terhadap keadaan lapangan sehingga mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai keadaan lapangan untuk menyusun kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan. Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah penyusunan rencana lapangan ( perencanaan site plan ). Instalasi dari lapangan konstruksi (site layout ) dapat diartikan sebagai perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan yang diusulkan dalam konstruksi, misal-nya penyediaan alat-alat sementara dan atau alat-alat permanen, pengembangan dan keperluan sumber daya, termasuk penempatan dan timbal baliknya dalam proyek konstruksi. Tujuan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
Dalam merencanakan site plan / site installation untuk pekerjaan persiapan, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing – masing fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan metode pekerjaan konstruksi. Dalam memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain lay out yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek diharapkan nantinya dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Perlu dipertimbangkan bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya akan dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai. Walaupun demikian, pemilihan bahan bangunan dan jenis konstruksi harus dipertimbangkan agar bangunan fasilitas dan sarana tersebut dapat bertahan selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan bangunan utama / pokok serta dapat menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya.

1.      Papan Nama Proyek
Papan nama proyek pada umumnya dibuat oleh kontraktor merupakan identitas kontraktor yang terlibat dalam pekerjaan tersebut. Ukuran papan proyek tidak standard. Untuk ukuran papan proyek yang standar diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat pada saat izin mendirikan bangunan yang diterbitkan.
Pada umumnya sebuah proyek memiliki ketentuan umumnya seperti kapan dimulai, kapan berakhir, berapa biayanya, siapa yang mengerjakan, siapa pengawasnya sumber dana darimana dan lain sebagainya. Dengan dipasangnya papan nama proyek tersebut merupakan salah satu bentuk keterbukaan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa kepada masyarakat luas. Selain sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat luas, pemasangan papan nama proyek juga bermanfaat agar tujuan pembangunan tercapai.
Penyedia jasa wajib membuat 2 ( dua ) buah papan nama proyek yang ditempatkan di lokasi - lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat - lambatnya 30 ( tiga puluh ) setelah terbitnya Surat Pemenang Pelelangan.
Papan nama proyek ini harus dibuat dengan ketentuan - ketentuan sebagai berikut :
a.          Ukuran papan 100 x 150 cm harus dibuat dari bahan kayu kamper yang dilapisi dengan seng BWG 30.
b.         Tiang penyangga terdiri dari 2 batang, lalu sebuah penyongkong yang berukuran 3 x 7 cm dibuat dari bahan kayu kruing atau sejenis.
c.          Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyongkong ditanam dalam lubang-lubang yang kemudian di cor dengan beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
d.         Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali dan cat penutup sekali.
e.          Warna - warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :
-     Warna dasar biru laut ( dominan )
-     Tulisan putih dengan garis penutup kuning
-     Lambang Departemen P.U kuning dan hitam
f.     Tulisan - tulisan yang akan dimuat memiliki ketentuan sebagai berikut :
-     Departemen Pekerjaan Umum
-     Direktorat Jenderal Pengairan
-     Proyek
-     Judul pekerjaan dan lingkup pekerjaan
-     Tanggal permulaan dan akhir pekerjaan
-     Besarnya nilai kontrak
-     Nama konsultan
-     Nama pemborong
Pemborong wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi. Pengukuran untuk pembayaran papan nama proyek disesuaikan dengan jumlah set papan nama proyek yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

2.      Pagar Proyek
Pagar proyek berfungsi untuk mengamankan proyek dari gangguan luar karena dapat memudahkan dalam melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar proyek juga berfungsi untuk menjaga keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin terjadi dalam melakukan aktifitas pembangunan gedung.
Konstruksi pagar proyek tergantung lokasi dan tempat pekerjaan, dapat dibuat dengan menggunakan dinding beton atau seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat pada jarak tertentu.Pembuatan pagar dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Penempatannya mengitari lokasi proyek dengan tinggi minimal 2,5 meter dan memperhatikan keamanan serta estetika lingkungan. Pembuatan pagar tersebut tidak melampaui garis sepadan jalan.

3.      Pintu Keluar Masuk Proyek
Pintu keluar masuk proyek merupakan tempat yang dilalui orang / pekerja dan kendaraan proyek untuk mobilisasi material sebagai gerbang yang membatasi area lokasi proyek dengan lingkungan sekitar.
Lokasi pintu masuk dan keluar berada pada area proyek yang berhadapan langsung dengan jalan utama. Hal ini bertujuan agar memudahkan semua pihak yang berkepentingan dengan proyek menuju lokasi proyek.
Pada pembuatan pintu masuk dan keluar orang / pekerja harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut :
a.         Pintu dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap keluar masuknya orang-orang yang bekerja / berkepentingan, dengan ukuran lebar pintu minimal 1,20  meter, atau selebar 2 badan orang.
b.         Harus dilengkapi dengan gardu untuk penjaga yangterlindung dari panas dan hujan.
c.         Dilengkapi sistem kunci yang aman apabila sewaktuwaktukegiatan proyek terhenti.
d.        Dilengkapi penerangan yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan pada malam hari, minimal menjangkau penerangan dalam radius 6 meter.
Pintu masuk dan keluar untuk kendaraan proyek dapat dibuat terpisah, dengan pertimbangan :
a.         Ukuran / lebar disesuaikan dengan peralatan / kendaraan,dengan diberikan kelebihan lebar minimal 50 cm.
b.         Tidak mengganggu kendaraan lain.
c.         Perlu pengamanan yang berbeda dengan pintu keluar masuk untuk umum dan kendaraan kecil.

4.      Pos Satpam
Pos jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang berfungsi memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek. Pos jaga mutlak diperlukan, yaitu sebagai tempat para petugas keamanan dapat bekerja selama 24 jam.
Pos jaga diletakkan pada pintu masuk dan keluar proyek serta pada daerah rawan.Pos satpam diletakkan didekat pintu masuk proyek dan pada lokasi yang memerlukan penjagaan tambahan, jika mendirikan lebih dari satu maka bisa memberikan nama untuk masing-masing pos agar mudah dalam menyebut lokasinya.

5. Jalan Sementara Proyek
Pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi yang mempunyai prospek arus keluar masuk kendaraan berat seperti dump truck maka perlu dibangun sebuah jalan sementara agar lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Jalan kerja adalah jalur lalu lintas kendaraan proyek, baik untuk truk material, truk mixer maupun untuk mobilisasi alat – alat berat.
Konstruksi jalan kerja bersifat sementara, tetapi dalam perencanaannya harus tetap memperhitungkan beban lalu lintas yang akan melewatinya. Oleh karena itu, jalan kerja biasanya dibuat dengan perkerasan, baik menggunakan sirtu maupun aspal. Terutama, jika kondisi tanah di lokasi proyek cukup labil dan tidak cukup kuat untuk menahan beban lalu
lintas proyek.
Penempatan pintu keluar masuk jalan kerja proyek tidak boleh mengganggu arus lalu lintas dan prasarana kota.Apabila jalan masuk proyek tersebut melintasi trotoar dan saluran umum maka perlu dibuat konstruksi pengaman berupa jembatan sementara untuk lalu lintas kendaraan keluar dan masuk proyek dengan terlebih dahulu melaporkan ke Dinas/Suku Dinas dan instansi terkait. Jalan kerja dibuat searah agar memudahkan atau tidak mengganggu kegiatan pembangunan.

6.    Lampu Penerangan Proyek
Lampu ini berguna untuk menerangi aktifitas pekerjaan dimalam hari sehingga perlu ditempatkan pada titik-titik yang tepat dan bisa membuat lampu yang dapat menyesuaikan lokasi pekerjaan.

7.  Kantor Proyek ( Direksi Keet )
Kantor proyek adalah tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian pekerjaan dan pekerjaan administrasi proyek. Ruangan ini dilengkapibeberapa fasilitas seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet.
              Kantor proyek ini dapat berupa bangunan darurat terbuat dari tiang kayu, dinding papan ataupun bangunan permanen yang selanjutnya dapat digunakan untuk tempat penjaga malam dan sebagainya ataupun bangunan yang terdapat disekitar proyek yang telah mendapat persetujuan pengguna jasa. Ukuran kantor proyek ini ditentukan oleh skala proyek yang akan dikerjakan. Penempatannya ini tidak boleh terlalu jauh dari lokasi proyek. Semakin banyak pekerjaan makin besar pula ukuran yang dibutuhkan.
Pada umumnya dibangun diatas lahan yang tidak akan pernah terpakai. Letak bangunan tersebut dibangun sesuai dengan keinginan pemilik proyek, tetapi penempatannya tidak boleh mengganggu transportasi atau kegiatan yang sedang dan akan berlangsung.
Bangunan ini didesain mulai dengan ukuran 60 m2 sampai dengan 200 m2, baik bertingkat maupun tidak yang disesuaikan dengan bentuk di lapangan. Direksi keet dapat dibangun dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan container dan yang umum digunakan adalah cara sistemrakitan.
Pada sistem rakitan, konstruksi terdiri dari rangka bajasebagai struktur atas, dilapisi dinding plywood. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes, sedangkan pada plafon menggunakan bahan material plywood. Lantai bangunan direksi keet tak bertingkat menggunakan finishing keramik, sedangkan pada bangunan bertingkat, lantai atasnya menggunakan plywood setebal 20 mm.

8.     Tower Crane
Penggunaan tower crane sebagai alat angkut pada bangunan gedung bertingkat harus diletakkan pada titik yang tepat dengan mempertimbangkan diameter cakupan tower crane yang mampu melayani seluruh lokasi proyek. Penempatan tower crane juga perlu mempertimbangkan aspek gangguan dan kemudahan dalam melakukan bongkar pasang alat berat.
Penempatan tower crane harus direncanakan dapatmenjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa halangan. Konstruksi tower crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu.

9.     Barak Pekerja dan Base camp
Barak pekerja sebagai tempat penginapan tukang bangunan apabila pekerja berasal dari luar kota sehingga bisa bertempat tinggal sementara dilokasi pembangunan. Base camp dan barak pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur.
Penempatan base camp dan barak pekerja dibuat terpisah. Base camp dan barak pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek. Penempatan base camp dan barak pekerja diluar lokasi proyek harus memperhatikan faktor lingkungan sekitar, terutama dalam pembuatan sanitasi.

10.     Gudang Material
Gudang material adalah tempat penyimpanan material, dimana kondisi tempat tersebut harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan dan peralatan yang digunakan. Gudang peralatan adalah tempat penyimpanan alat - alat ringan, seperti mesin genset, vibrator untuk pemadatan beton, alat – alat pengukuran ( waterpass, theodolit ) serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan dibangun seperti direksi keet, yaitu menggunakan container atau dirancang dengan sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali. Untuk lantai pada bangunan gudang tidak menggunakan n keramik, hanya difinishing dengan semen.
Lokasi gudang material dan peralatan berada diluar area bangunan yang akan dikerjakan. Untuk mempermudah proses bongkar muat material, penempatan gudang tidak jauh dari jalan kerja dan dapat dijangkau oleh tower crane. Untuk mempermudah proses penerimaan barang, gudang material sebaiknya diletakkan dekat dengan pintu masuk. Gudang material dan peralatan juga harus diletakkan pada tempat yang mudah dimonitor, sehingga terjamin keamanannya.

11.     Los kerja besi dan kayu
Los kerja besi adalah tempat pemotongan dan pembengkokan besi beton. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.Kedua fasilitas tersebut dibangun tanpa dinding ( los ) tetapi tetap diberi penutup atap. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari los kerja besi dan kayu harus dapat menjamin keselamatan dan ketentraman para pekerja yang bekerja di tempat tersebut.Penempatan los kerja besi dan kayu tidak jauh daripenumpukan material dan berada di dekat jalur kerja agar memudahkan proses pelaksanaannya.

12.     Disposal Area
Lingkungan proyek yang bersih, rapi dan sehat akan membantu meningkatkan produktivitas pekerja dan mengurangi terjadinya resiko kecelakaan. Oleh karena itu, setiap proyek memerlukan tempat pembuangan ( disposal area ) untuk membantu menjaga kebersihan di lokasi kerja. Umur sampah paling lama 1 x 24 jam sudah harus diangkut keluar lokasi proyek. Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya diperlukan untuk memudahkan proses pengangkutan.
Bahan bongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai tersebut harus dibuang / diangkut ke luar lokasi pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman. Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia dan bahan beracun dan berbahaya atau bahan / sisa bahan yang mengandung zat tersebut yang dapat mencemari tanah dan air dan lingkungan.
Tempat sampah berada pada setiap lokasi yang berpotensi menimbulkan sampah. Pekerja housekeeping mengangkut sampah dari setiap tempat sampah yang sudah terkumpul dan akan dibuang menuju tempat pembuangan yaitu berupa bak sampah besar. Bak sampah besar terletak pada area yang tidak akan dibangun dan daerah yang jauh dari lokasi pekerjaan. Hal ini mencegah terganggunya produktivitas kerja akibat bau yang berasal dari tempat pembuangan.

       



                                                                                                       







                                                                                                                      
































 

metode kerja


Metode Kerja Pembangunan Gedung dengan Tiang Pancang

            1. Pekerjaan Persiapan
           
            Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lapangan, pengukuran lahan, pemasangan bowplank, pembuatan direksi keet, pembuatan las/bengkel kerja, pembuatan pagar proyek dan pemasangan papan nama proyek.

            2. Pekerjaan Pondasi
           
            Pondasi yang digunakan pada pembangunan ini adalah pondasi tiang pancang, Pondasi ini digunakan untuk gedung bertingkat tinggi. Pondasi ini  harus mencapai kedalaman tertentu dimana daya dukung tanah sudah cukup tinggi. Apabila kedalaman tiang pancang melebihi satu buah maka dilakukan penyambungan. Berbagai metode kerja dapat digunakan sebagai cara pemancangan pondasi tiang pancang ini seperti menggunakan alat berat diesel hammer.
            Langkah - langkah pemancangan tiang pancang adalah :
- Pengangkatan
            Pengangkatan dilakukan dari sumber ke lokasi proyek. Pengangkatan tiang pancang harus memerhatikan titik angkat, mempunyai faktor keamanan  ³ 3, dan kapasitas angkat harus lebih besar dari berat tiang.
- Pengangkutan
            Untuk pengangkutan tiang pancang dilakukan dengan memerhatikan jarak ganjal yang aman, ikatan harus kuat dan kencang,rantai harus mempunyai faktor keamanan (FS) ³3, jumlah tumpukan tidak boleh melebihi kapasitas alat angkut dan peraturan lalu lintas, tiang lebih pendek atau diameter lebih kecil diletakkan di atas.
- Penurunan
            Setelah tiang pancang sampai ke lokasi proyek, dilakukan penurunan tiang pancang dari alat angkut.Hal - hal yang diperhatikan adalah tiang penahannya kuat dan stabil agar kendaraan tidak terguling pada saat penurunan, kayu peluncur nya harus kuat dan tidak mudah hancur/patah, tali/tambang peluncur harus fleksibel dan tidak kaku.



- Penumpukan di lokasi
            Setelah penurunan dilakukan tiang pancang tersebut ditumpukan pada suatu lokasi. Tanah dasar dari lokasi penumpukan harus padat dan rata. Tiang pancang di tumpuk maksimal 2 lapis rapi dan dan teratur. Peletakan tiang pancang di ganjal dengan kayu yang kuat dan tidak mudah lapuk.
- Pengangkatan pada saat konstruksi
            Pengangkatan tiang pancang harus dilakukan dengan benar. Pada saat mengangkat lokasi harus bebas dari benda - benda yang mengganggu dan jaraknya tidak boleh terlalu jauh. Alat angkat tiang pancang harus tetap stabil dan mampu menahan beban - beban pada saat pemancangan.
- Pemancangan
            Pemancangan dilakukan dengan diesel hammer. Pemilihan jenis hammer harus tepat dan sesuai kebutuhan. Kondisi hammer dalam keadaan baik dan terawat.Pada saat pemancangan as hammer harus segaris dengan as tiang pancang.
            Sistem kerja diesel hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar lokasi proyek. Cara membawa diesel hammer ke lokasi pemancangan harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane tersebut berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

3. Pekerjaan Struktur
Yang meliputi pekerjaan struktur adalah :
- Pekerjaan sloof, terdiri dari : penulangan, bekisting/cetakan, dan pengecoran.
- Pekerjaan kolom lantai 1 dan lantai 2, terdiri dari : penulangan, bekisting/cetakan, dan pengecoran.
- Pekerjaan balok lantai 1 dan lantai 2, terdiri dari : penulangan, bekisting/cetakan, dan pengecoran.
-  Pekerjaan pelat lantai, terdiri dari : penulangan, bekisting/cetakan, dan pengecoran.
- Pekerjaan tangga, terdiri dari : penulangan, bekisting/cetakan, dan pengecoran.
- Pekerjaan atap, terdiri dari : balok kayu dinding, kuda-kuda, setengah kuda-kuda, bubungan, jurai luar, gording, kasau, reng, dan genteng.


            Pekerjaan penulangan pada beton berfungsi agar dapat menahan gaya tarik, gaya geser dan momen yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Pada pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi,cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban,kaku (stabil),harus didasarkan oleh kemudahan  kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.Pekerjaan Pengecoran dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai. Pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk kolom, balok maupun pelat lantai sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari kolom lantai 1, balok lantai 1 dan pelat lantai diatasnya setelah selesai pengecoran kolom, balok, pelat lantai 1 selesai kemudian dilanjutkan ke lantai berikutnya.

4. Pekerjaan Arsitektur

- Pekerjaan dinding
a. Bekisting/cetakan :
            Yang meliputi pekerjaan bekisting adalah memasang stopper dinding dan base plate, mengangkat panel dan menempatkan di garis panel, memasang girder head piece, wedge head piece berikut adj.brace rss dan adj. kicker av dengan menggunakan locking pin dan cutter pin, mengatur tegakan panel, memasang panel dan menyambung dengan vario coupling dan memasang tie rod, wing nut serta counter plate dan memasang scaffolding jack.
b. Pasangan setengah  bata
c. Kusen pintu dan jendela
            Kusen dipasang dengan baik, kokoh, vertical dan rata dengan dinding. Permukaan kusen harus dicat dengan cat dasar sebelum dipasang.
d. Plester
          Seluruh permukaan pasangan batu bata perlu diplester seperti kolom,  balok,  dinding  dan  langit-langit dari beton. Plesteran trassram dilakukan pada daerah 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah atau pada daerah yang basah.Plesteran trassram toilet harus setinggi ± 1,5m.
e. Penghalusan



- Pekerjaan lantai

- Pekerjaan pintu dan jendela
Yang meliputi pekerjaan pintu dan jendela adalah :
a. Engsel pintu dan jendela
b. Daun pintu dan jendela
c. Grendel pintu dan jendela

- Pekerjaan Plafond
Yang meliputi pekerjaan plafond adalah :
a. Rangka plafond
b. Eternit
c. List profil

5. Instalasi

Yang meliputi pekerjaan instalasi adalah :
- Listrik
            Instalasi listrik harus dipasang oleh instalatur yang telah mendapat izin dari PLN setempat. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun didalam bangunan. pipa-pipa dan kabel-kabel seluruhnya harus tertanam dalam tembok dan tersembunyi dalam plafond, dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan pemasangan plafond. Titik lampu yang akan dipasang dapat dilihat pada gambar bestek.
- Telepon
- Plumbing/sanitasi
a. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
          Pipa air bersih menggunakan pipa PVC. Pemasangan instalasi air bersih dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya dan dilaksanakan sampai berfungsi sempurna. Penyambungan pipa harus kuat dan tahan terhadap tekanan air.
b. Pekerjaan Instalasi Air Kotor
            Pipa air kotor adalah pipa PVC. Septitank dan resapan terbuat dari Buis Beton. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut dan tidak ada rongga udara.

c.  Pekerjaan Sanitair
            Pekerjaan sanitair adalah pemasangan closet jongkok / duduk, kran, bak mandi. Pemasangan perlengkapan sanitair dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik, sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi, kuat dan kokoh

6. Pekerjaan Finishing
            Untuk gedung bertingkat, pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang penting, karena dapat menunjukkan kualitas dan performa dari bangunan tersebut.
- Pekerjaan pasang keramik
Pada pekerjaan pasang keramik, langkah - langkah yang harus dilakukan adalah:
a.Bersihkan area, marking lokasi dan cek material.
b. Rendam keramik dalam air selama lebih kurang 2 jam.
c. Tentukan patokan/acuan pemasangan elevasi, pola keramik, buangan dan sebagainya.
d. Pasang kepalaan keramik membentuk kotak atau huruf U.
e. Pasang benang antar kepalaan agar pasangan keramik lurus.
f. Pasang keramik sampai penuh dan air semen yang keluar dari nat selalu dibersihkan.
g. Selama pemasangan di cek elevasi dan leveling
h. Setelah berumur 1 hari diadakan pengisiian nat/grouting menggunakan rubber float.
i. Selama pengisian nat secara teratur dibersihkan dan dirapikan dengan kain spons.
j. Pasang lembar pengaman permukaan keramik serta rambu agar keramik dapat memuai/menyusut hingga stabil. Dan pekerjaan keramik lantai selesai.

- Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan Dinding dan Plafond
            Sebelum tembok atau permukaan beton dicat harus didempul dengan plamur yang dicampur dengan semen putih. semua bahan cat yang dipakai dalam pengecatan harus sama mereknya. Tipe cat tembok / plafond emulsi memakai pengencer air (acrylic). Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau kuas, setidaknya sampai 3 kali penegecatan hingga mencapai warna yang dikehendaki.
b. Pengecatan Pintu dan Jendela.
            Ada baiknya sebelum dilakukan pengecatan pintu mau[un jendela di bersihkan terlebih dahulu dengan cara digosok dengan menggunakan kertas pasir. Setelah itu dilapisi dengan cat.